Pandemi Covid-19 di Indonesia masih menjadi isu kesehatan yang masih menjadi perhatian utama pemerintah. Kompleksitas dalam penyaluran vaksinasi Covid-19 sebagai salah satu solusi dalam penanganan kasus Covid-19 tidak hanya terjadi pada persyaratan fasilitas pada saat distribusi, tetapi juga menyangkut pelaku yang terlibat. Dalam mengurangi kompleksitas tersebut, dibutuhkan analisis lokasi dan dampaknya terhadap cakupan vaksinasi terutama dalam hal pandemi sehingga dapat memberikan hasil yang optimal dalam proses distribusi vaksinasi Covid-19.
MLRP Update
Saat ini konsep bisnis dan logistik yang kompetitif sudah mulai banyak diteliti di seluruh dunia dengan ditemukan lebih dari 2 juta penelitian mengenai persaingan logistik yang kompetitif yang terdaftar pada google scholar. Pengukuran daya saing logistik pada beberapa negara yang sering digunakan adalah Logistik Performance Index (LPI) dengan melihat trade logistics dari produk. Trade logistic meliputi custom, infrastruktur, tracking & tracing, kemudahan pengiriman lintas negara, timeline, dan service quality. Beberapa Negara dengan logistic performance terbaik berdasarkan data LPI meliputi Jerman, Swedia, Belgia, Austria dan Jepang, sedangkan Indonesia berada pada peringkat 46.
Tensi panas hubungan antara Ukraina dan Rusia dimulai pada Q1 tahun 2022. Rusia menyerang Ukraina dengan alasan mekanisme pertahanan diri karena rusia merasa tidak aman dan tidak bisa berkembang. Rusia menganggap Ukraina baru adalah ancaman dan Presiden Rusia menilai yang dilakukannya pada Ukraina adalah untuk melindungi rakyat Ukraina dari intimidasi dan Genosida. Hal ini bertolak belakang dengan pendapat Presiden Ukraina yang menyatakan bahwa tidak ada genosida di Ukraina.
Yang terjadi antara Ukraina dan Rusia tidak hanya berdampak terhadap kegiatan masyarakat Ukraina saja, namun berdampak pada global supply chain. Dengan invasi Rusia ke Ukraina, situasi supply and demand bahan dasar, menempatkan pasar komoditas ke dalam ketidakstabilan yang belum pernah terjadi sebelumnya (Penton Media, 2022). Rusia dan Ukraina masing-masing adalah eksportir teratas kebutuhan gandum dunia. Beberapa negara tujuan ekspor gandum ukraina dan rusia adalah Indonesia, Tunisia, Mesir, dan Turki, Yemen, Bangladesh. (oec.world, 2022)
Shipping container atau kontainer pengiriman adalah sumber kehidupan perdagangan dunia. Dikatakan demikian karena hampir setiap produk dan partisi dalam ekonomi global bergerak melintasi lautan, rel kereta api, dan jalan raya yang dimuat dalam kontainer-kontainer tersebut. Namun akhir-akhir ini, terjadi kekurangan kontainer pengiriman di tempat-tempat yang paling membutuhkannya.
Kekurangan kontainer pengiriman adalah bentuk lain dari malapetaka yang ditimbulkan pandemik COVID-19 pada rantai pasokan global. Perusahaan pelayaran mulai mengurangi jumlah kontainer yang dikirim ke berbagai wilayah. Ini tidak hanya menghentikan arus reguler barang ekspor dan impor, tetapi juga menyebabkan pembiaran kontainer kosong. Akibat kekurangan ini, biaya pengiriman meningkat. Hal ini pada gilirannya menyebabkan harga barang konsumsi menjadi lebih tinggi.
Yogyakarta, 8 Juni 2021. Bidang Kajian Manajemen Logistik dan Rantai Pasokan (MLRP) Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM menyelenggarakan mini webinar bertajuk “Mathematical Modelling for Logistics and Supply Chain Management: A Simple Explanation” dengan narasumber Setyo Tri Windras Mara, M.Sc., MBA. dan moderator Luluk Lusiantoro, M.Sc., Ph.D. melalui platform zoom webinar. Kegiatan ini sukses diselenggarakan dan dihadiri oleh 46 peserta.
Mini webinar ini merupakan bagian dari program MLRP Quarterly dan merupakan perwujudan misi pembentukan Bidang Kajian MLRP yang berkaitan dengan pelaksanaan diseminasi data dan ilmu pengetahuan hasil kajian dan penelitian di bidang MLRP dan hasil kajian yang berdampak positif dan praktis bagi industri. Dalam memenuhi perannya sebagai media diseminasi ilmu pengetahuan, Bidang Kajian MLRP berusaha menyebarkan pengetahuan akademis dan mempertemukannya dengan pengetahuan praktis demi meningkatkan dampak nyatanya bagi industri logistik dan rantai pasokan, khususnya di Indonesia.
Pandemi COVID-19 yang melanda sejak awal tahun hingga kini benar-benar membawa kecemasan pada seluruh elemen masyarakat dunia. Penemuan vaksin COVID-19 seperti menjadi secercah sinar di tengah kegelapan. Namun demikian, proses distribusinya ke seluruh negara di dunia merupakan sebuah cerita yang berbeda.
Seperti halnya pada industri retail, jalur distribusi barang farmasi cenderung beralih ke proses berbasis daring (Gillbraith, 2020) sejak pandemi berlangsung. Namun, ketika vaksin COVID-19 siap didistribusikan ke seluruh dunia, ada kekhawatiran penuh bahwa penanganan logistik yang biasa tidak akan mumpuni. Apalagi akibat kebijakan pencegahan penularan COVID-19 yang diterapkan, masalah kekurangan pekerja masih kuat membayangi (Gillbraith, 2020). Hal ini jelas memberi kekhawatiran besar akan terhambatnya proses dan kegiatan ekspor-impor vaksin. Selain itu, pemanfaatan teknologi terkini dalam rantai pasokan vaksin, seperti cold chain, juga harus dieksekusi secara cermat agar tujuan untuk mendistribusikan vaksin pada pihak-pihak yang membutuhkan dapat tercapai dengan baik.
Pandemi COVID-19 berhasil menyorot dampak ketergantungan banyak perusahaan pada sejumlah pemasok luar negeri, yang utamanya berasal dari China. Hasil survei terhadap 200 profesional rantai pasokan dari lebih dari 160 perusahaan perangkat medis oleh Supplyframe menunjukkan bahwa hanya 32% responden yang meyakini rantai pasokan global akan kembali pada kapasitas penuhnya dalam 6-12 bulan. Sedangkan lainnya meyakini bahwa pemulihan rantai pasokan global membutuhkan waktu lebih dari 12 bulan (20%) atau bahkan dapat mencapai 5 tahun (26%).
Dengan pandemi coronavirus disease (COVID-19) yang masih menjadi perhatian utama, strategi ketahanan (resilience) masih akan menjadi fokus utama, termasuk untuk rantai pasokan. Namun pada kenyataannya, harus ada keseimbangan antara resilience (ketahanan), agility (kelincahan), sustainability (keberlanjutan), continuity (kontinuitas), cost (biaya), dan efficiency (efisiensi). Penekanan berlebihan pada satu filosofi sama saja artinya membuat perusahaan rentan terhadap risiko kehilangan yang besar ketika waktu dan situasi lingkungan bisnis menuntut adanya respon perubahan yang cepat. Ini merupakan salah satu prinsip utama yang harus dipertimbangkan perusahaan dalam menentukan strategi rantai pasokan. Dapat dikatakan, hal ini juga merupakan pelajaran utama yang harus benar-benar direnungkan oleh industri rantai pasokan dari pandemi COVID-19.
SME Competitiveness Outlook 2020 merupakan hasil analisis dampak pandemi coronavirus disease (COVID-19) pada perusahaan kecil, rantai pasokan internasional, dan perdagangan yang dilakukan oleh International Trade Center (ITC). Isi laporan ini memberikan proyeksi dan rencana aksi untuk bisnis, pembuat kebijakan, dan organisasi pendukung bisnis untuk mengatasi krisis dengan bersiap untuk ‘normal baru’ yang mengharuskan perusahaan menjadi tangguh, digital, inklusif, dan berkelanjutan.
Pandemi COVID-19 telah sangat mengganggu rantai pasokan dan para pemangku kepentingan telah menyatakan keprihatinan tentang implikasi jangka panjang dari pergolakan ini. Dampak pandemi telah mendorong diskusi tentang bagaimana membuat rantai pasokan lebih tangguh, dengan solusi yang diusulkan termasuk manajemen risiko rantai pasokan yang komprehensif, diversifikasi pasar akhir, dan diversifikasi sumber masukan. Tujuannya adalah untuk memastikan peserta rantai pasokan lain dapat terus berproduksi untuk pasar, bahkan ketika salah satu pembeli atau pemasok terkena dampak krisis.
Di awal tahun 2020, sustainability menjadi salah satu topik terhangat di bidang logistik.
“One principle of sustainability will always ring true—wasting less means spending less.“
(Satu prinsip keberlanjutan akan selalu benar — membuang lebih sedikit berarti menghabiskan lebih sedikit.)
Pembicaraan seputar praktik bisnis berkelanjutan biasanya berkisar pada dampak lingkungan. Konsumen dan pemangku kepentingan sama-sama memberikan perhatian lebih terhadap dampak lingkungan dari perusahaan yang mereka dukung dan tempat mereka berinvestasi. Penilaian tersebut kemudian diwujudkan melalui kebijakan rantai pasokan perusahaan.