Beberapa waktu lalu, pemerintah DIY mengeluarkan peraturan sekda tentang penutupan layanan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan yang merupakan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional yang menampung sampah dari wilayah Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Sleman. Hal ini menyebabkan penumpukan sampah yang terjadi di beberapa wilayah terutama kota Yogyakarta. Pengelolaan sampah menjadi hal yang penting untuk dibahas dalam mengurangi dampak lingkungan yang terjadi. Dalam mengurangi beban pengelolaan sampah, komunitas Sambatan Jogja (SONJO) yang merupakan gerakan sosial di Yogyakarta, melakukan gerakan perubahan melalui WA grup yang diberi nama “SONJO Uwuh” untuk menanggulangi kedaruratan sampah dengan memilah, memilih, dan mengolah sampah, terutama pada sampah organik sebagai fokus utama yang berasal dari sampah rumah tangga. Gerakan SONJO ini, diharapkan dapat memobilisasi serta merubah pola pikir masyarakat untuk dapat bertindak lebih berkelanjutan dengan tahap awal pada pengelolaan sampah yang berada di lingkungan terdekat.
MLRP Update
Pendahuluan – Tingkat operasional organisasi atau perusahaan dipengaruhi oleh aktivitas logistik, yang merupakan bagian utama dalam rantai nilai (Porter, 1985; Hines, 1993) dan terkait dengan biaya yang besar (Rushton et al., 2011). Pengelolaan dan distribusi material menjadi fokus dalam disiplin logistik, yang berperan mendukung proses produksi dan operasional (Rushton et al., 2011). Kinerja logistik Indonesia menjadi sorotan penting oleh pemerintah dan para pemangku kepentingan dalam beberapa tahun terakhir. Hasil terbaru dari Logistics Performance Index (LPI) 2023 menampilkan penurunan peringkat Indonesia dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand.
FedEx Corporation, konglomerat multinasional dari Amerika Serikat yang menawarkan jasa pengiriman, logistik, dan transportasi, mengumumkan pada awal bulan April 2023 bahwa perusahaan-perusahaan jasa operasi pengirimannya akan dikonsolidasi menjadi satu entitas tunggal yang akan menghadirkan jaringan udara-darat yang terintegrasi penuh (Garland, 2023). Penggabungan lini-lini jasa seperti package delivery FedEx Ground dan bisnis overnight air delivery FedEx Express tersebut ditujukan untuk memotong biaya, meningkatkan keuntungan dan penjualan, serta menambah daya saing dengan kompetitor mereka, UPS dan Amazon. Struktur baru dan model hybrid ini dilaporkan sudah dipertimbangkan FedEx selama beberapa tahun terakhir dan bentuknya lebih serupa dengan kompetitor utama mereka, UPS, yang dinilai sudah lebih cost-conscious dalam menawarkan jasa pada pelanggan (Baertlein dan Deka, 2023).
Industri rantai pasok terus berkembang pesat dan semakin mengandalkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan kecepatan. Teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) menjadi pertimbangan penting dalam industri rantai pasok untuk menghadapi tantangan baru seperti ketidakpastian pasokan, permintaan yang fluktuatif, dan masalah dalam komunikasi dengan mitra bisnis.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Modgil dkk,. 2022, terdapat lima area kritis kontribusi AI dalam ketahanan rantai pasokan meliputi (1) transparansi, (2) memastikan pengiriman jarak jauh, (3) menawarkan solusi yang dipersonalisasi untuk pemangku kepentingan rantai pasokan hulu dan hilir, (4) meminimalkan dampak gangguan dan (5) memfasilitasi strategi pengadaan yang gesit. Di sisi lain, penggunaan AI juga mampu untuk meningkatkan ketahanan rantai pasok selama pandemi COVID-19 misalnya dalam mengoptimalkan persediaan dan pengiriman barang, serta memperkuat kerja sama antara mitra bisnis.
Kerusakan lingkungan beberapa tahun belakang ini semakin meningkat mulai dari pencemaran udara, air, tanah, sumber daya, punahnya keanekaragaman hayati, penipisan lapisan ozon dan penggunaan lahan yang akan berdampak pada kehidupan manusia selanjutnya. Salah satu yang menyebabkan kerusakan tersebut adalah aktivitas perekonomian yang terus meningkat. Selain itu, peningkatan permasalahan di masyarakat juga meningkat seperti tingginya angka pengangguran, lingkungan kerja yang buruk, tingkat kemiskinan dan semakin jauhnya konsep kesetaraan (Banerjee dan Duflo, 2011;Sen, 2001; Prahalad, 2004).
Pada saat ini, masih banyak permasalahan yang dihadapi rantai pasokan di Indonesia. Masalah ini berupa kelangkaan bahan baku, meningkatnya biaya logistik, kesulitan untuk melakukan demand forecasting terutama saat terjadi covid, port congestion, transformasi digital, perubahan perilaku konsumen, restructuring dan inflasi. Masih banyak kendala-kendala yang dialami terkait supply network pada industri misalnya pada produk-produk pertanian.
Tantangan yang jelas terlihat untuk transportasi dan logistik Indonesia saat ini yaitu terjadinya defisit 6,29 miliar di tahun 2021, hal ini tentunya akan menggerus neraca pembayaran transportasi dan logistik di Indonesia. Selain itu, biaya logistik juga menjadi permasalahan yang penting untuk dibahas secara mendalam terkait metodologi maupun data. Kemudian adanya tantangan konektifitas untuk wilayah timur indonesia, konektifitas antara kawasan industri, ekonomi khusus dan lainnya, serta dampak geopolitik dan raw material. Selain itu adanya defisit neraca perdagangan jasa transportasi mencapai 4,96 miliar USD per tahun 2022 meningkat dari triwulan sebelumnya terkait dengan layanan ekspor impor laut dan udara.
Perkembangan perekonomian Indonesia meningkat setelah setahun wabah covid 19 melanda terutama pada sektor perdagangan dan industri. Peningkatan pada sektor ini tidak terlepas dari peran Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebagai trade facilitators dan industrial assistance yang menyediakan beberapa fasilitas untuk kemudahan operasi perusahaan pada saat pandemi. Fasilitas tersebut berupa kawasan berikat (KB), kemudahan impor tujuan ekspor (KITE), gudang berikat (GB), dan pusat logistik berikat (PLB).
Aktivitas logistik dan rantai pasokan dunia meningkat setiap tahunnya karena pertumbuhan ekonomi dan tingginya permintaan barang dan jasa konsumen. Perkembangan rantai pasokan ini memberikan dampak yang tidak baik bagi lingkungan melalui pelepasan emisi Gas Rumah Kaca yang menyebabkan perubahan iklim. Seiring perkembangannya, perubahan iklim akan memberikan dampak besar pada aktivitas rantai pasokan. Seperti yang disampaikan McKinsey (2020) bahwa frekuensi perubahan iklim dan tingkat keparahan bahaya yang semakin meningkat dapat meningkatkan gangguan dalam rantai pasokan yang mengganggu produksi, menaikkan biaya, merugikan pendapatan perusahaan, dan menyebabkan harga atau kekurangan yang lebih tinggi bagi konsumen.
Sejak pandemi covid-19 yang terjadi pada awal tahun 2020 lalu sangat memberikan dampak pada hampir 95% rantai pasokan perusahaan di seluruh dunia. Hal ini terjadi karena peningkatan permintaan akibat panic buying dari konsumen, sementara pabrik banyak yang tutup karena kebijakan dalam mengurangi penyebaran virus covid-19. Sayangnya, penelitian mengenai ketahanan rantai pasokan yang ada mungkin tidak berkontribusi penuh untuk memahami risiko rantai pasokan di industri yang terjadi terutama akibat pandemi covid-19. Terdapat kesenjangan antara pemahaman risiko rantai pasokan dalam literatur dan industri. Baru- baru ini banyak peneliti menyerukan penelitian yang lebih terintegrasi ke dalam pendekatan dan taktik manajemen risiko rantai pasokan untuk meningkatkan ketahanan rantai pasokan. Seperti Scholten dkk. (2020) menyatakan publikasi tentang ketahanan rantai pasokan sering memiliki dasar empiris yang terbatas dan bahwa sebagian besar literatur bersifat konseptual.
Rantai pasokan linier adalah pendekatan yang didasarkan pada aliran material yang linier dan pengelolaan fase akhir masa pakai produk. Rantai pasok tradisional terdiri dari 3 aliran yaitu aliran barang, aliran informasi dan aliran finansial dengan memperhatikan keuntungan dalam menjalankan bisnisnya. Sedangkan Green supply chain memperhatikan aliran emisi dan dampak lingkungan yang ditimbulkan. Dan Sustainable supply chain memperhatikan 4 pilar, Linier dan Green Supply Chain, dengan menambahkan aspek manusia dalam menjalankan proses bisnisnya. Circular Supply Chain adalah proses re-purposing terhadap barang-barang yang dianggap waste / reject product sehingga memiliki nilai tambah lain yang bisa dimanfaatkan masyarakat. Contoh yang mudah ditemui sehari-hari yaitu pemanfaatan kaleng dan plastic. Barang defect maupun bekas dari kedua item tersebut bisa dimanfaatkan dan dijual kembali sehingga menciptakan Circular Economy.