Produk yang mudah rusak seperti produk segar buah dan sayur memiliki peran penting dalam perekonomian dan mendorong profitabilitas industri. Namun, produk segar tersebut sangat rentan terhadap kerusakan karena perubahan cuaca dan mudah terserang hama penyakit. Pengaruh lain seperti fluktuasi permintaan, pasokan dan sediaan juga mampu menyebabkan gangguan pada rantai pasok dan tentunya akan berdampak pada naik dan turunnya harga pangan. Selain itu, menurut Esmaeilian et al., (2021) produk segar akan menjadi sampah ketika sudah terjadi pembusukan dan memasuki masa kadaluarsa serta akan membahayakan kesehatan. Hal ini menjadi perhatian khusus bagi perusahaan yang bergerak pada industri produk segar terutama dalam menentukan stabilitas permintaan, pasokan dan sediaan dalam mengurangi kerusakan produk. Oleh karena itu, PT Eden Pangan Indonesia (EdenFarm) melakukan kerjasama dengan FEB UGM melalui P2EB FEB UGM bersama-sama melakukan penelitian terkait rantai pasok produk segar dan teknologi yang dapat digunakan untuk memperpanjang umur simpan produk.
MLRP Quarterly merupakan salah satu program dari Bidang Kajian Manajemen Logistik dan Rantai Pasok Laboratorium Manajemen FEB UGM yang sudah berjalan sebanyak empat kali. Kegiatan ini meliputi pemaparan dan diskusi terkait isu logistik dan rantai pasokan. Pada MLRP Quarterly series #4 ini membahas mengenai supply planing yaitu management sourcing terutama yang ada pada Unilever. Berikut pemaparan materi dari narasumber.
Sourcing adalah bagian dari procurement, dengan tujuan untuk memastikan kebutuhan dari organisasi/ perusahaan dengan menentukan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan perusahaan.
Sejak pandemi covid-19 yang terjadi pada awal tahun 2020 lalu sangat memberikan dampak pada hampir 95% rantai pasokan perusahaan di seluruh dunia. Hal ini terjadi karena peningkatan permintaan akibat panic buying dari konsumen, sementara pabrik banyak yang tutup karena kebijakan dalam mengurangi penyebaran virus covid-19. Sayangnya, penelitian mengenai ketahanan rantai pasokan yang ada mungkin tidak berkontribusi penuh untuk memahami risiko rantai pasokan di industri yang terjadi terutama akibat pandemi covid-19. Terdapat kesenjangan antara pemahaman risiko rantai pasokan dalam literatur dan industri. Baru- baru ini banyak peneliti menyerukan penelitian yang lebih terintegrasi ke dalam pendekatan dan taktik manajemen risiko rantai pasokan untuk meningkatkan ketahanan rantai pasokan. Seperti Scholten dkk. (2020) menyatakan publikasi tentang ketahanan rantai pasokan sering memiliki dasar empiris yang terbatas dan bahwa sebagian besar literatur bersifat konseptual.
Isu keberlanjutan merupakan isu global yang telah menjadi perhatian seluruh pihak dalam beberapa tahun terakhir, tidak terkecuali bagi para pelaku usaha. Bisnis tidak lagi hanya berfokus pada memaksimalkan keuntungan, tetapi juga berfokus pada bagaimana proses dan luaran yang dihasilkan dapat berkontribusi terhadap aspek sosial dan lingkungan. Dalam prosesnya, rantai pasokan merupakan kontributor utama biaya lingkungan dan sosial pada sektor konsumen (McKinsey, 2016). Hal tersebut menjadikan rantai pasokan sebagai kunci penting bisnis dalam berkontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan.
Yogyakarta, 8 Juni 2021. Bidang Kajian Manajemen Logistik dan Rantai Pasokan (MLRP) Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM menyelenggarakan mini webinar bertajuk “Mathematical Modelling for Logistics and Supply Chain Management: A Simple Explanation” dengan narasumber Setyo Tri Windras Mara, M.Sc., MBA. dan moderator Luluk Lusiantoro, M.Sc., Ph.D. melalui platform zoom webinar. Kegiatan ini sukses diselenggarakan dan dihadiri oleh 46 peserta.
Mini webinar ini merupakan bagian dari program MLRP Quarterly dan merupakan perwujudan misi pembentukan Bidang Kajian MLRP yang berkaitan dengan pelaksanaan diseminasi data dan ilmu pengetahuan hasil kajian dan penelitian di bidang MLRP dan hasil kajian yang berdampak positif dan praktis bagi industri. Dalam memenuhi perannya sebagai media diseminasi ilmu pengetahuan, Bidang Kajian MLRP berusaha menyebarkan pengetahuan akademis dan mempertemukannya dengan pengetahuan praktis demi meningkatkan dampak nyatanya bagi industri logistik dan rantai pasokan, khususnya di Indonesia.
Pandemi COVID-19 yang melanda sejak awal tahun hingga kini benar-benar membawa kecemasan pada seluruh elemen masyarakat dunia. Penemuan vaksin COVID-19 seperti menjadi secercah sinar di tengah kegelapan. Namun demikian, proses distribusinya ke seluruh negara di dunia merupakan sebuah cerita yang berbeda.
Seperti halnya pada industri retail, jalur distribusi barang farmasi cenderung beralih ke proses berbasis daring (Gillbraith, 2020) sejak pandemi berlangsung. Namun, ketika vaksin COVID-19 siap didistribusikan ke seluruh dunia, ada kekhawatiran penuh bahwa penanganan logistik yang biasa tidak akan mumpuni. Apalagi akibat kebijakan pencegahan penularan COVID-19 yang diterapkan, masalah kekurangan pekerja masih kuat membayangi (Gillbraith, 2020). Hal ini jelas memberi kekhawatiran besar akan terhambatnya proses dan kegiatan ekspor-impor vaksin. Selain itu, pemanfaatan teknologi terkini dalam rantai pasokan vaksin, seperti cold chain, juga harus dieksekusi secara cermat agar tujuan untuk mendistribusikan vaksin pada pihak-pihak yang membutuhkan dapat tercapai dengan baik.