Dengan pandemi coronavirus disease (COVID-19) yang masih menjadi perhatian utama, strategi ketahanan (resilience) masih akan menjadi fokus utama, termasuk untuk rantai pasokan. Namun pada kenyataannya, harus ada keseimbangan antara resilience (ketahanan), agility (kelincahan), sustainability (keberlanjutan), continuity (kontinuitas), cost (biaya), dan efficiency (efisiensi). Penekanan berlebihan pada satu filosofi sama saja artinya membuat perusahaan rentan terhadap risiko kehilangan yang besar ketika waktu dan situasi lingkungan bisnis menuntut adanya respon perubahan yang cepat. Ini merupakan salah satu prinsip utama yang harus dipertimbangkan perusahaan dalam menentukan strategi rantai pasokan. Dapat dikatakan, hal ini juga merupakan pelajaran utama yang harus benar-benar direnungkan oleh industri rantai pasokan dari pandemi COVID-19.
Arsip:
sustainability
Di awal tahun 2020, sustainability menjadi salah satu topik terhangat di bidang logistik.
“One principle of sustainability will always ring true—wasting less means spending less.“
(Satu prinsip keberlanjutan akan selalu benar — membuang lebih sedikit berarti menghabiskan lebih sedikit.)
Pembicaraan seputar praktik bisnis berkelanjutan biasanya berkisar pada dampak lingkungan. Konsumen dan pemangku kepentingan sama-sama memberikan perhatian lebih terhadap dampak lingkungan dari perusahaan yang mereka dukung dan tempat mereka berinvestasi. Penilaian tersebut kemudian diwujudkan melalui kebijakan rantai pasokan perusahaan.