Pandemi COVID-19 yang melanda sejak awal tahun hingga kini benar-benar membawa kecemasan pada seluruh elemen masyarakat dunia. Penemuan vaksin COVID-19 seperti menjadi secercah sinar di tengah kegelapan. Namun demikian, proses distribusinya ke seluruh negara di dunia merupakan sebuah cerita yang berbeda.
Seperti halnya pada industri retail, jalur distribusi barang farmasi cenderung beralih ke proses berbasis daring (Gillbraith, 2020) sejak pandemi berlangsung. Namun, ketika vaksin COVID-19 siap didistribusikan ke seluruh dunia, ada kekhawatiran penuh bahwa penanganan logistik yang biasa tidak akan mumpuni. Apalagi akibat kebijakan pencegahan penularan COVID-19 yang diterapkan, masalah kekurangan pekerja masih kuat membayangi (Gillbraith, 2020). Hal ini jelas memberi kekhawatiran besar akan terhambatnya proses dan kegiatan ekspor-impor vaksin. Selain itu, pemanfaatan teknologi terkini dalam rantai pasokan vaksin, seperti cold chain, juga harus dieksekusi secara cermat agar tujuan untuk mendistribusikan vaksin pada pihak-pihak yang membutuhkan dapat tercapai dengan baik.