Aktivitas logistik dan rantai pasokan dunia meningkat setiap tahunnya karena pertumbuhan ekonomi dan tingginya permintaan barang dan jasa konsumen. Perkembangan rantai pasokan ini memberikan dampak yang tidak baik bagi lingkungan melalui pelepasan emisi Gas Rumah Kaca yang menyebabkan perubahan iklim. Seiring perkembangannya, perubahan iklim akan memberikan dampak besar pada aktivitas rantai pasokan. Seperti yang disampaikan McKinsey (2020) bahwa frekuensi perubahan iklim dan tingkat keparahan bahaya yang semakin meningkat dapat meningkatkan gangguan dalam rantai pasokan yang mengganggu produksi, menaikkan biaya, merugikan pendapatan perusahaan, dan menyebabkan harga atau kekurangan yang lebih tinggi bagi konsumen.
Jejak karbon adalah kumpulan total emisi GRK yang disebabkan secara langsung dan tidak langsung oleh individu, organisasi, peristiwa, atau produk (Carbon Trust, 2007). Jejak karbon terbesar rantai pasokan salah satunya datang dari sisi transportasi barang dan jasa (Tundys dan Wisniewski, 2021). Hal ini menjadi perhatian seluruh dunia termasuk Indonesia. Jumlah kendaraan bermotor di Indonesia hingga Oktober 2022 mencapai 150.786.747 unit. Untuk mengurangi jejak karbon tersebut, pemerintah Indonesia menggalakan program untuk beralih pada kendaraan listrik seperti yang terdapat dalam Peraturan Presiden Nomor 55 tahun 2020 tentang Percepatan Program kendaraan Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) untuk Transportasi Jalan serta adanya Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) sebagai Kendaraan Dinas Operasional dan/atau Kendaraan Perorangan Dinas Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.
Sampai bulan November 2022, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat sebanyak 33.800 unit kendaraan listrik yang beroperasi di Indonesia yang didominasi oleh sepeda motor listrik sebanyak 25.782 unit. Transisi ini juga menjadi perhatian perusahaan transportasi online seperti GOJEK dan GRAB dalam upaya mengurangi jejak karbon. Kedua perusahaan transportasi ini mulai menyediakan layanan menggunakan sepeda motor dan mobil listrik dengan menyediakan armada lebih dari 8000 unit sampai akhir tahun 2022. Transisi ini diharapkan mampu mengurangi emisi karbon yang disebabkan karena berbagai aktivitas salah satunya logistik dan rantai pasokan.
Sumber :
- Carbon Trust (2007), “Carbon footprinting: An introduction for organisations”, Carbon Trust Publication, available at: http://www.carbontrust.co.uk/publications/publication-detail.htm?productid=CTV033
- McKinsey (2020), “Could climate become the weak link in your supply chain?”, McKinsey & Company, available at: https://www.mckinsey.com/business-functions/sustain-ability/our-insights/could-climate-become-the-weak-link-in-your-supply-chain
- Tundys B. and Wisniewski, T. (2021), “Simulation-Based Analysis of Greenhouse Gas Emissions in Sustainable Supply Chains—Re-Design in an Approach to Supply Chain Strategy”, Energies, 14, 3504, https://doi.org/10.3390/en14123504
- https://finance.detik.com/energi/d-6418788/33800-unit-kendaraan-listrik-wira-wiri-di-ri-ini-rinciannya
- https://otomotif.kompas.com/read/2022/10/04/170100915/jumlah-kendaraan-bermotor-di-indonesia-tembus-150-7-juta-unit
- https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/pimpin-konvoi-motor-listrik-menteri-esdm-kenalkan-program-konversi-ke-masyarakat