Rantai pasokan linier adalah pendekatan yang didasarkan pada aliran material yang linier dan pengelolaan fase akhir masa pakai produk. Rantai pasok tradisional terdiri dari 3 aliran yaitu aliran barang, aliran informasi dan aliran finansial dengan memperhatikan keuntungan dalam menjalankan bisnisnya. Sedangkan Green supply chain memperhatikan aliran emisi dan dampak lingkungan yang ditimbulkan. Dan Sustainable supply chain memperhatikan 4 pilar, Linier dan Green Supply Chain, dengan menambahkan aspek manusia dalam menjalankan proses bisnisnya. Circular Supply Chain adalah proses re-purposing terhadap barang-barang yang dianggap waste / reject product sehingga memiliki nilai tambah lain yang bisa dimanfaatkan masyarakat. Contoh yang mudah ditemui sehari-hari yaitu pemanfaatan kaleng dan plastic. Barang defect maupun bekas dari kedua item tersebut bisa dimanfaatkan dan dijual kembali sehingga menciptakan Circular Economy.
Fungsi dari menggalakkan Circular Economy yaitu mampu mengurangi dampak negatif pada lingkungan dan mampu mengurangi ketergantungan pada raw material, sehingga mampu menurunkan biaya untuk pembelian material. Selain itu manfaat menggalakkan prinsip Circular Economy yaitu mampu meningkatkan resiliensi dan keuntungan ekonomi, lingkungan dan sosial pada masyarakat. Menurut Sopha et al (2022), beberapa tantangan untuk menjalankan circular economy di Indonesia diantaranya :
- Teknologi dan Infrastruktur yang belum memadai di Indonesia karena biaya yang cukup tinggi untuk implementasi
- Operasi dan pengelolaan supply chain yang fluktuatif. Hal ini dikarenakan raw waste material yang sulit untuk didapat dan kurangnya nilai tambah dari barang waste tersebut
- Biaya daur ulang yang tinggi dan memiliki risiko investasi yang cukup besar
- Kebijakan pemerintah yang kurang berpihak kepada pengelola tempat daur ulang
- Kesadara konsumen dan partisipasi masyarakat kurang
Beberapa strategi transisi menuju ke Circular Supply Chain menurut Atasu et al (2021) diantaranya :
- Retain Product Ownership: pelanggan mendapatkan produk dengan sistim sewa. Hal ini cocok diterapkan pada produk kompleks yang memiliki nilai tinggi, langka, dan jarang dibutuhkan
- Product Life Extension: fokus pada ketahanan dan kualitas pada produk dengan menjual menggunakan harga premium.
- Design For Recycling: mendesain produk dengan proses manufaktur yang mudah untuk digunakan kembali.
Indonesia turut andil dalam pengembangan dan penggunaan mobil listrik. Salah satu komponen waste dalam mobil listrik adalah baterai mobil listrik. Ketika baterai mobil listrik tersebut sudah berkurang daya penyimpanannya, baterai tersebut harus mampu untuk didaur ulang kembali untuk tetap menjalankan circular supply chain. Dengan berkembangnya teknologi, saat ini sudah mulai direncanakan untuk penggunaan kembali baterai listrik yang sudah digunakan. Harapan dari masyarakat seiring berjalannya waktu, biaya daur ulang baterai listrik akan dapat dijangkau.
Oleh karena itu transisi dari rantai pasok tradisional ke circular supply chain ini tergantung dari akses dan proses/operasi dalam supply chain sebuah produk tersebut. Dibutuhkan eksplorasi mengenai model bisnis yang inovatif, mekanisme insentif ekonomi, kebijakan peraturan yang efektif, desain yang ramah lingkungan dan komitmen sosial untuk menunjang transisi menuju Circular Supply Chain.
Sumber : Webinar Pustral UGM oleh Ir. Bertha Maya Sopha, S.T., M.Sc., Ph.D., IPU, Asean Eng. tanggal 29 Juni 2022