Dengan pandemi coronavirus disease (COVID-19) yang masih menjadi perhatian utama, strategi ketahanan (resilience) masih akan menjadi fokus utama, termasuk untuk rantai pasokan. Namun pada kenyataannya, harus ada keseimbangan antara resilience (ketahanan), agility (kelincahan), sustainability (keberlanjutan), continuity (kontinuitas), cost (biaya), dan efficiency (efisiensi). Penekanan berlebihan pada satu filosofi sama saja artinya membuat perusahaan rentan terhadap risiko kehilangan yang besar ketika waktu dan situasi lingkungan bisnis menuntut adanya respon perubahan yang cepat. Ini merupakan salah satu prinsip utama yang harus dipertimbangkan perusahaan dalam menentukan strategi rantai pasokan. Dapat dikatakan, hal ini juga merupakan pelajaran utama yang harus benar-benar direnungkan oleh industri rantai pasokan dari pandemi COVID-19.
Rantai pasokan yang sustainable atau berkelanjutan adalah rantai yang berupaya mempraktikkan kebijakan yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan untuk memastikan sumber daya terus tersedia. Dalam konteks tersebut, keberlanjutan dan ketahanan memiliki arti yang serupa. Namun, keterbatasan sumber daya yang memengaruhi ketersediaan merusak ketahanan. Karena sumber daya yang berkelanjutan biasanya membutuhkan pengelolaan yang cermat untuk memastikan ketersediaan di masa depan, ini mungkin berarti mengurangi pengambilan dan kebijakan konservasi lainnya yang dapat memengaruhi ketahanan rantai pasokan.
Di sisi lain, sebagai aktivitas bisnis rantai pasokan juga harus bekerja secara efisien. Efisiensi dalam hal ini dapat didefinisikan sebagai sistem yang berfokus pada menghasilkan luaran secara tepat dengan biaya yang minimal. Ketahanan di sisi lain berupaya untuk menciptakan sistem yang kuat dan mampu menahan gangguan. Dalam pengertian ini, ketahanan dan efisiensi, pada tingkat tertentu, menjadi tidak sesuai, meskipun harus diterima bahwa masing-masing adalah fokus penting dan tidak ada yang dapat diabaikan.
Lalu, bagaimana perusahaan harus menentukan fokus strategi rantai pasokannya di tengan pandemi COVID-19 yang masih melanda? Baca ulasan selengkapnya pada artikel berikut ini.