Lean dan agile, merupakan dua strategi yang paling banyak digunakan dalam rantai pasokan.
Pada banyak sisi, kedua strategi ini berlawanan satu sama lain. Saat strategi lean berfokus pada pengurangan biaya dengan memproduksi barang dalam jumlah besar dan tingkat fleksibilitas yang rendah, strategi agile berfokus pada pemenuhan permintaan pasar dengan memproduksi barang dalam jumlah kecil dan dapat disesuaikan atau memiliki tingkat fleksibilitas tinggi. Lalu, simanakah letak perbedaan lain kedua strategi ini secara spesifik?
Tentunya kedua strategi ini memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri, pada kondisi rantai pasokan yang bagaimana kedua strategi ini cocok diterapkan?
Acap kali kedua strategi ini diadu satu sama lain dan ditempatkan sebagai pilihan, dimana pelaku rantai pasokan hanya dapat memilih salah satu. Namun, apakah kedua strategi ini tidak bisa digabungkan? Jika bisa, bagaimana teknisnya?
Simak penjelasan selengkapnya di video berikut ini!
Sumber: Luluk Lusiantoro (youtube.com)
“Planning is everything. The plan is nothing“ – Dwight D. Wisenhower
Don’t stray too far from your overall supply chain strategy, but be flexible enough to change the logistics tactics you use to get there.