• Tentang UGM
  • Tentang FEB UGM
  • Logistics Performance Index
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Tentang Kami
    • Gambaran Singkat
    • Misi Bidang Kajian MLRP
    • Visi Bidang Kajian MLRP
    • Arah Riset dan Kajian
  • Program dan Kegiatan
    • MLRP Research Club
    • MLRP DataBase
    • MLRP Update
    • MLRP Quarterly
    • MLRP Thesis of The Year
    • MLRP Research
  • Kontak
  • Hubungi Kami
  • Beranda
  • MLRP Update
  • Bagaimana ChatGPT Meningkatkan Efisiensi Rantai Pasok di Masa Depan?

Bagaimana ChatGPT Meningkatkan Efisiensi Rantai Pasok di Masa Depan?

  • MLRP Update
  • 11 April 2023, 15.11
  • Oleh: mlrp.feb
  • 0

Industri rantai pasok terus berkembang pesat dan semakin mengandalkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan kecepatan. Teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) menjadi pertimbangan penting dalam industri rantai pasok untuk menghadapi tantangan baru seperti ketidakpastian pasokan, permintaan yang fluktuatif, dan masalah dalam komunikasi dengan mitra bisnis. 

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Modgil dkk,. 2022, terdapat lima area kritis kontribusi AI dalam ketahanan rantai pasokan meliputi (1) transparansi, (2) memastikan pengiriman jarak jauh, (3) menawarkan solusi yang dipersonalisasi untuk pemangku kepentingan rantai pasokan hulu dan hilir, (4) meminimalkan dampak gangguan dan (5) memfasilitasi strategi pengadaan yang gesit. Di sisi lain, penggunaan AI juga mampu untuk meningkatkan ketahanan rantai pasok selama pandemi COVID-19 misalnya dalam mengoptimalkan persediaan dan pengiriman barang, serta memperkuat kerja sama antara mitra bisnis.

Salah satu teknologi AI yang semakin populer dalam industri ini adalah ChatGPT, sebuah model bahasa alami yang dapat meniru percakapan manusia dan membantu perusahaan dalam meningkatkan komunikasi dengan pelanggan, pemasok, dan mitra bisnis lainnya (Ashcroft, 2023). Kemampuan ChatGPT dalam memproses pesanan dan pengiriman dapat mengurangi biaya dan waktu yang diperlukan, serta meningkatkan pengalaman pelanggan.

Sementara itu, ChatGPT dijelaskan sebagai teknologi yang dapat membantu perusahaan dalam mengumpulkan data dan menganalisis tren pasar. Dengan menggunakan ChatGPT, perusahaan dapat memprediksi tren dan permintaan di masa depan, sehingga dapat menyesuaikan strategi mereka dengan lebih baik.

Beberapa manfaat adopsi teknologi ChatGPT dalam membantu perusahaan dalam meningkatkan resiliensi rantai pasok dengan cara sebagai berikut (Ashcroft, 2023; Lindsay, 2023) :

  1. Mengumpulkan dan Menganalisis Data: ChatGPT dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber dan menganalisisnya untuk membantu perusahaan dalam membuat keputusan yang lebih tepat.
  2. Mengoptimalkan Stok: ChatGPT dapat membantu perusahaan dalam memprediksi permintaan dan mengoptimalkan stok sehingga perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan dengan lebih baik.
  3. Memastikan Ketersediaan Barang: ChatGPT dapat membantu perusahaan dalam mengawasi rantai pasok dan memastikan ketersediaan barang di setiap tahap proses produksi dan distribusi.

Dapat disimpulkan bahwa teknologi AI memiliki potensi besar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas rantai pasok di masa depan. Dengan kemampuannya dalam memproses pesanan dan pengiriman, memprediksi tren pasar, serta memperkuat kerja sama antara mitra bisnis, AI dapat membantu perusahaan dalam mencapai kesuksesan di tengah persaingan yang semakin ketat. Oleh karena itu, perusahaan dapat mempertimbangkan penggunaan teknologi AI seperti ChatGPT sebagai salah satu strategi mereka dalam menghadapi tantangan di masa depan.

 

Sumber : 

Ashcroft, Sean. (2023, March-16). How might ChatGPT help supply chains?. Supply Chain Digital. Diakses dari https://supplychaindigital.com/digital-supply-chain/how-can-chatgpt-help-supply-chains

Lindsay, Mickell. (2023, April-3). What the future of ChatGPT has for the Supply Chain. All Things Supply Chain. Diakses dari https://www.allthingssupplychain.com/what-the-future-of-chatgpt-has-for-the-supply-chain/

Modgil, S., Singh, R. K., & Hannibal, C. (2022). Artificial intelligence for supply chain resilience: learning from Covid-19. The International Journal of Logistics Management, 33(4), 1246-1268.

Leave A Comment Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Postingan Terbaru

  • OPSID X MLRP: Predicting circular economy practices of Small-Medium Enterprises (SMEs) in Indonesia: the role of supply chain finance and business survivability
  • BK MLRP X Ekonomi Sirkular ID: Peran Sonjo Dalam Darurat Sampah Jogja
  • Kondisi Logistik Indonesia 2023: Tantangan yang Dihadapi dan Upaya Peningkatan
  • Ketahanan dan Integrasi Rantai Pasok: Konsolidasi Jasa Pengiriman dan Logistik FedEx
  • Bagaimana ChatGPT Meningkatkan Efisiensi Rantai Pasok di Masa Depan?

MLRP Summary

  • Management Forum: Sustainability Series | Episode 2: Sustainability in Business and Supply Chain

MLRP Focus

MLRP Update

  • BK MLRP X Ekonomi Sirkular ID: Peran Sonjo Dalam Darurat Sampah Jogja
  • Kondisi Logistik Indonesia 2023: Tantangan yang Dihadapi dan Upaya Peningkatan
  • Ketahanan dan Integrasi Rantai Pasok: Konsolidasi Jasa Pengiriman dan Logistik FedEx
Universitas Gadjah Mada

Gedung Pertamina Tower Lt. 4, Jl. Sosio Humaniora No. 1, Bulaksumur

(0274) 548510

mlrp.feb@ugm.ac.id

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju