• Tentang UGM
  • Tentang FEB UGM
  • Logistics Performance Index
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Tentang Kami
    • Gambaran Singkat
    • Misi Bidang Kajian MLRP
    • Visi Bidang Kajian MLRP
    • Arah Riset dan Kajian
  • Program dan Kegiatan
    • MLRP Research Club
    • MLRP DataBase
    • MLRP Update
    • MLRP Quarterly
    • MLRP Thesis of The Year
    • MLRP Research
  • Kontak
  • Hubungi Kami
  • Beranda
  • MLRP Update
  • Menuju Circular Economy: merancang ulang supply chain tradisional menjadi circular supply chain

Menuju Circular Economy: merancang ulang supply chain tradisional menjadi circular supply chain

  • MLRP Update, Uncategorized
  • 4 Juli 2022, 22.21
  • Oleh: giarpradipta
  • 0

Rantai pasokan linier adalah pendekatan yang didasarkan pada aliran material yang linier dan pengelolaan fase akhir masa pakai produk. Rantai pasok tradisional terdiri dari 3 aliran yaitu aliran barang, aliran informasi dan aliran finansial dengan memperhatikan keuntungan dalam menjalankan bisnisnya. Sedangkan Green supply chain memperhatikan aliran emisi dan dampak lingkungan yang ditimbulkan. Dan Sustainable supply chain memperhatikan 4 pilar, Linier dan Green Supply Chain, dengan menambahkan aspek manusia dalam menjalankan proses bisnisnya. Circular Supply Chain adalah proses re-purposing terhadap barang-barang yang dianggap waste / reject product sehingga memiliki nilai tambah lain yang bisa dimanfaatkan masyarakat. Contoh yang mudah ditemui sehari-hari yaitu pemanfaatan kaleng dan plastic. Barang defect maupun bekas dari kedua item tersebut bisa dimanfaatkan dan dijual kembali sehingga menciptakan Circular Economy.

Fungsi dari menggalakkan Circular Economy yaitu mampu mengurangi dampak negatif pada lingkungan dan mampu mengurangi ketergantungan pada raw material, sehingga mampu menurunkan biaya untuk pembelian material. Selain itu manfaat menggalakkan prinsip Circular Economy yaitu mampu meningkatkan resiliensi dan keuntungan ekonomi, lingkungan dan sosial pada masyarakat. Menurut Sopha et al (2022), beberapa tantangan untuk menjalankan circular economy di Indonesia diantaranya :

  1. Teknologi dan Infrastruktur yang belum memadai di Indonesia karena biaya yang cukup tinggi untuk implementasi
  2. Operasi dan pengelolaan supply chain yang fluktuatif. Hal ini dikarenakan raw waste material yang sulit untuk didapat dan kurangnya nilai tambah dari barang waste tersebut
  3. Biaya daur ulang yang tinggi dan memiliki risiko investasi yang cukup besar
  4. Kebijakan pemerintah yang kurang berpihak kepada pengelola tempat daur ulang
  5. Kesadara konsumen dan partisipasi masyarakat kurang

Beberapa strategi transisi menuju ke Circular Supply Chain menurut Atasu et al (2021) diantaranya :

  1. Retain Product Ownership: pelanggan mendapatkan produk dengan sistim sewa. Hal ini cocok diterapkan pada produk kompleks yang memiliki nilai tinggi, langka, dan jarang dibutuhkan
  2. Product Life Extension: fokus pada ketahanan dan kualitas pada produk dengan menjual menggunakan harga premium.
  3. Design For Recycling: mendesain produk dengan proses manufaktur yang mudah untuk digunakan kembali.

Indonesia turut andil dalam pengembangan dan penggunaan mobil listrik. Salah satu komponen waste dalam mobil listrik adalah baterai mobil listrik. Ketika baterai mobil listrik tersebut sudah berkurang daya penyimpanannya, baterai tersebut harus mampu untuk didaur ulang kembali untuk tetap menjalankan circular supply chain. Dengan berkembangnya teknologi, saat ini sudah mulai direncanakan untuk penggunaan kembali baterai listrik yang sudah digunakan. Harapan dari masyarakat seiring berjalannya waktu, biaya daur ulang baterai listrik akan dapat dijangkau.

Oleh karena itu transisi dari rantai pasok tradisional ke circular supply chain ini tergantung dari akses dan proses/operasi dalam supply chain sebuah produk tersebut. Dibutuhkan eksplorasi mengenai model bisnis yang inovatif, mekanisme insentif ekonomi, kebijakan peraturan yang efektif, desain yang ramah lingkungan dan komitmen sosial untuk menunjang transisi menuju Circular Supply Chain.

Sumber : Webinar Pustral UGM oleh Ir. Bertha Maya Sopha, S.T., M.Sc., Ph.D., IPU, Asean Eng. tanggal 29 Juni 2022

Leave A Comment Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Postingan Terbaru

  • OPSID X MLRP: Predicting circular economy practices of Small-Medium Enterprises (SMEs) in Indonesia: the role of supply chain finance and business survivability
  • BK MLRP X Ekonomi Sirkular ID: Peran Sonjo Dalam Darurat Sampah Jogja
  • Kondisi Logistik Indonesia 2023: Tantangan yang Dihadapi dan Upaya Peningkatan
  • Ketahanan dan Integrasi Rantai Pasok: Konsolidasi Jasa Pengiriman dan Logistik FedEx
  • Bagaimana ChatGPT Meningkatkan Efisiensi Rantai Pasok di Masa Depan?

MLRP Summary

  • Management Forum: Sustainability Series | Episode 2: Sustainability in Business and Supply Chain

MLRP Focus

MLRP Update

  • BK MLRP X Ekonomi Sirkular ID: Peran Sonjo Dalam Darurat Sampah Jogja
  • Kondisi Logistik Indonesia 2023: Tantangan yang Dihadapi dan Upaya Peningkatan
  • Ketahanan dan Integrasi Rantai Pasok: Konsolidasi Jasa Pengiriman dan Logistik FedEx
Universitas Gadjah Mada

Gedung Pertamina Tower Lt. 4, Jl. Sosio Humaniora No. 1, Bulaksumur

(0274) 548510

mlrp.feb@ugm.ac.id

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju