Saat ini konsep bisnis dan logistik yang kompetitif sudah mulai banyak diteliti di seluruh dunia dengan ditemukan lebih dari 2 juta penelitian mengenai persaingan logistik yang kompetitif yang terdaftar pada google scholar. Pengukuran daya saing logistik pada beberapa negara yang sering digunakan adalah Logistik Performance Index (LPI) dengan melihat trade logistics dari produk. Trade logistic meliputi custom, infrastruktur, tracking & tracing, kemudahan pengiriman lintas negara, timeline, dan service quality. Beberapa Negara dengan logistic performance terbaik berdasarkan data LPI meliputi Jerman, Swedia, Belgia, Austria dan Jepang, sedangkan Indonesia berada pada peringkat 46.
Logistic performance Indeks membahas tiga hal yaitu :
- Kurangnya SDM dan kanal ilmu mengenai logistik
- Logistic yang berbasis ramah lingkungan
- Kecepatan sebuah bisnis itu pulih ketika mendapatkan disrupsi baik internal maupun eksternal.
Beberapa saat lalu Sempat terjadi kurangnya truck driver di Inggris yang mengakibatkan kelangkaan berbagai macam makanan dan barang konsumsi lainnya. Di Asia yang menjadi perhatian adalah pentingnya pembangunan infrastruktur dari satu titik ke titik lainnya. Dikarenakan kebanyakan belum tersedianya infrastruktur yang baik yang mengakibatkan tingginya biaya logistik
Untuk melihat daya saing perusahaan tidak cukup pada perspektif lokal dan trade logistic saja, tetapi harus dikembalikan pada perusahaan untuk mendapatkan ukuran daya saing yang lebih signifikan. Ada beberapa hal yang harus di pertimbangkan perusahaan dalam mengukur daya saing perusahaan, meliputi :
- Perusahaan harus memahami posisi mereka saat ini berada pada industri apa. Untuk mengevaluasi ini, perusahaan dapat melakukan analisis menggunakan Porter’s Five Competitive Forces. Kebanyakan perusahaan hanya berfokus pada kompetitor tanpa memperhatikan faktor eksternal lain seperti pemasok, konsumen, pendatang baru dan produk substitusi.
- Mengetahui posisi perusahaan dalam rantai pasok. Rantai pasok meliputi hubungan antara pemasok, perusahaan dan konsumen atau lebih dikenal dengan Relationship Management. Solusi yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengendalikan rantai pasok yaitu memetakan rantai pasok perusahaan dengan melihat siapa saja yang terlibat dalam proses bisnis perusahaan tersebut. Memetakan rantai pasok mampu membuat perusahaan tahan menghadapi disrupsi yang datang misalnya pandemi, bencana alam dan lain sebagainya. Tidak banyak perusahaan mampu memetakan rantai pasoknya secara komprehensif.
- Menentukan strategi bisnis perusahaan (cost leadership, differentiation dan focus). Strategi lain dapat dilihat dari pengelolaan sumber daya yaitu melalui resource based view – sustainable competitive advantage (Valuable, Rare, Inimitable dan Organized) dan supply chain strategy (lean, agile dan leagile).
- Pertimbangan adopsi digital transformation.
Oleh karena itu menciptakan bisnis yang kompetitif merupakan sesuatu hal yang kompleks dan tidak bisa didekati dari hanya satu sisi. Perusahaan perlu untuk memahami beberapa konteks lain seperti digitalisasi, ketangguhan dan keberlanjutan yang dapat mendorong perusahaan untuk bertransformasi dan menciptakan peluang – peluang bisnis yang baru. Dan dengan strategi rantai pasok yang tepat mampu untuk membantu menciptakan bisnis yang kompetitif.
Referensi : Luluk Lusiantoro, Ph.D. Koordinator Lab BK MLRP FEB UGM sebagai narasumber dalam Seminar Logistik 2022