Realita yang ada saat ini menunjukkan bahwa mayoritas aktivitas bisnis dari perusahaan-perusahaan multinasional tidak banyak mengindahkan pelajaran di sisi rantai pasokan dari bencana kesehatan pada 1 dekade terakhir, seperti SARS, Ebola, dan MERS. Pada akhirnya, perusahaan mengalami gangguan pasokan yang cukup dalam ketika coronavirus disease (COVID-19) melanda dan dengan pesat menyebar. Demi memastikan hal yang sama tidak terjadi di waktu berikutnya, perusahaan perlu memetakan kembali prioritas rantai pasokan mereka, mana yang utama dan mana yang bisa dikesampingkan. Hal ini mencakup hal-hal seperti mengidentifikasi sumber pengadaan barang dan mengubah pola pikir dalam hal menilai pengadaan barang. Artinya, pengadaan barang bukanlah sebagai wujud dari penghematan biaya, tetapi untuk membangun aspek ketahanan rantai pasokan di tengah pandemi (Choi et al., 2020).
Isu-isu berkaitan dengan rantai pasokan di tengah pandemi COVID-19 mengalami kondisi yang pasang-surut. Pada sisi negatifnya, terdapat isu mengenai harga bahan baku penting yang turun, contohnya kentang, sehingga berimbas langsung pada kesejahteraan petani. Ditambah isu-isu seputar kekurangan pekerja, minimnya pengetahuan terkait teknologi informasi, tidak adanya pusat informasi seputar Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang tetap berjalan, masalah transportasi produk yang cepat rusak/basi, dan lain-lain. Sedangkan pada sisi positifnya, ada beberapa perusahaan yang tidak mengalami kendala signifikan dengan rantai pasokannya dan tetap mencatat pertumbuhan dalam kondisi pandemi yang sangat menantang seperti sekarang ini. Salah satunya adalah PT. Unilever yang menunjukkan kenaikan sebesar 2.4% di paruh pertama tahun 2020 (Harianpelita.co, 2020).
Secara garis besar pada konteks global, keadaan rantai pasokan di tengah pandemi COVID-19 semakin menunjukkan adanya kestabilan. Hal ini ditunjukkan melalui beberapa perusahaan yang secara mandiri melakukan perubahan strategi. Misalnya, Kodak dan beberapa perusahaan fotografi lainnya seperti Fujifilm secara serentak ‘mengubah haluan‘ menjadi perusahaan produsen obat generik untuk melawan infeksi COVID-19. Mereka melakukan repurposing orientation demi tercapainya rantai pasokan obat-obatan yang terjamin di tengah pandemi. Beberapa perusahaan lainnya juga telah mampu mengidentifikasi dan menentukan apa yang menjadi fokus mereka, beradaptasi dan menjadi tangkas, hingga pada akhirnya mendorong rantai pasokan agar bertahan.
[Unduh dokumen untuk bacaan selengkapnya]