Survei Gartner’s Weathering the Supply Chain Storm terhadap 236 profesional rantai pasokan menunjukkan bahwa hanya sekitar 21% pemimpin industri yang meyakini bahwa rantai pasokan mereka saat ini memiliki ketahanan tinggi, sedangkan 55% lainnya berharap dapat mengembangkan karakteristik tersebut dalam dua hingga tiga tahun ke depan (Gartner, 2020).
Black swan dari Rantai Pasokan di Era Pandemi
Selama ini resilienceatau ketahanan hanyalah sebuah aspek umum dari rantai pasokan yang jarang ditempatkan di tengah sorot utama pembahasan. Tidak sampai 1 dekade terakhir hingga serangan pandemi coronavirus disease (COVID-19) yang melanda sejak tahun 2020. Bagaikan black swan, ketahanan menjadi isu yang tidak dapat dipinggirkan ketika membahas hal-hal yang berkaitan dengan logistik dan rantai pasokan di tengah pandemi COVID-19.
Sebelum pandemi COVID-19 melanda, penggunaan sumber tunggal, just-in-time, dan fokus pada biaya merupakan kapabilitas rantai pasokan yang paling efisien (Zimmerman, 2020). Dilansir dari Supply & Demand Chain Executive (2020), Dewan Profesional Manajemen Rantai Pasokan (Council of Supply Chain Management Professionals (CSCMP)) Kearney, melalui Penske Logistics, memperkenalkan sebuah tema “Resilience Tested” untuk laporan tahunan logistik ke-31. Laporan utama tersebut menunjukkan bahwa ekonomi nasional AS mengalami pertumbuhan sebesar 2,3% yang kemudian meningkatkan PDB sebesar $21,43 triliun. Selain itu, pengeluaran industri logistik yang mendukung ekonomi nasional AS juga tumbuh menjadi $1,652 triliun (CSCMP, 2020). Namun ketika pandemi melanda, fokus rantai pasokan seketika beralih pada penekanan fleksibilitas dan kapasitas cadangan untuk mengatasi risiko serta ketidakpastian (CSCMP, 2020) yang dibawa oleh COVID-19.
Sebagai implikasi, bidang logistik dan rantai pasokan perlu membangun tingkat ketahanan rantai pasokan (supply chain resilience) yang baru melalui perencanaan multi-modal & multi-carrier alternative untuk rute yang ada (CSCMP, 2020). Selain itu, pandemi saat ini telah mendorong setiap industri untuk mempertimbangkan kembali rantai pasokan dan strategi logistik mereka dengan mengarah pada lokalisasi, yang dalam istilah industri logistik disebut sebagai local for local (Business Facilities, 2020).
Lalu bagaimana peran teknologi digital dalam mewujudkan ketahanan rantai pasokan?
[Unduh dokumen untuk bacaan selengkapnya]