Tourism Supply Chain Management (selanjutnya akan disingkat TSCM), menurut para ahli, didefinisikan sebagai rantai yang terdiri dari pemasok semua barang dan jasa, yang masuk ke pengiriman produk wisata kepada konsumen akhir. TSCM melibatkan berbagai macam pelaku pariwisata. Kemudian, tidak dapat dihindari bahwa pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan Indonesia yang terus berkembang selama tiga tahun terakhir (2016-2019). Kedatangan wisatawan internasional di seluruh dunia tumbuh 4% pada 2019 hingga mencapai 1,5 miliar (UNWTO, 2019). Dari data yang diperoleh, infrastruktur pariwisata, khususnya Indonesia, sedang “dipersiapkan” sebaik mungkin untuk dapat menyaingi negara-negara Asia Tenggara dengan pariwisata terbaik, seperti Thailand, Singapura, dan lain-lain. Namun, tahun 2020 terjadilah sesuatu yang tidak diharapkan sebelumnya, yaitu pandemi COVID-19. Lalu bagaimana “nasib” TSCM kedepannya?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, artikel ini dibuat untuk menangkap fenomena yang terjadi pada TSCM sebelum dan selama pandemi COVID-19. Artikel ini dibagi menjadi beberapa bagian, yang membahas segala sesuatu terkait TSCM. Pertama dijelaskan mengenai definisi, karakteristik, dan isu-isu terkait TSCM, diadaptasi dari artikel Zhang et al. (2009) yang berjudul Tourism Supply Chain Management: A New Research Agenda, beserta contoh dengan konteks Indonesia. Kedua, dijelaskan mengenai tantangan infrastruktur pariwisata sebelum dan selama terjadinya pandemi COVID-19. Terakhir, dipaparkan mengenai strategi pengembangan pariwisata, dengan konteks Indonesia.