COVID-19 dan rantai pasokan.
Seperti yang kita semua tahu, guncangan yang dibawa oleh COVID-19 sangatlah parah untuk rantai pasokan dunia. Di tengah guncangan besar ini, “resilience” menjadi topik yang hangat didiskusikan, baik itu sebagai aspek penting yang ‘dilupakan’ banyak organisasi dunia ketika membangun strategi rantai pasokan mereka, maupun sebagai aspek penting dalam pengembangan strategi dan infrastruktur pemulihan rantai pasokan seluruh organisasi di dunia.
Nyatanya, membangun resilience atau ketahanan memang lebih mudah dikatakan daripada dilakukan. Tidak banyak organisasi yang mampu mengamankan jaringan pasokannya tanpa terguncang oleh COVID-19. Namun, Flex menjadi salah satu perusahaan elektronik dunia, yang memiliki 10.000 vendor produksi di China, yang mampu melakukannya. Di saat COVID-19 masih menjadi epidemi di China, Flex dengan sigap mengambil langkah-langkah preventif yang memperhitungkan kemungkinan dampak terburuk yang akan dialami jika COVID-19 menjadi pandemi dan menyebar ke seluruh dunia.
Flex dengan sigap melakukan pengadaan alat pelindung diri (APD), masker, dan keperluan sanitasi untuk pekerjanya, bahkan Flex telah menerapkan kebijakan jaga jarak (social distancing) sebelum kebijakan ini menjadi umum untuk diterapkan di seluruh dunia.
“Our first move was to ensure the safety of our employees.”
ujar Lynn Torrel, kepala rantai pasokan dan pengadaan Flex. Flex juga dengan lincah berusaha tetap terhubung dengan mitra-mitra kerja di seluruh dunia setiap waktu untuk memastikan jumlah permintaan dengan seksama.
“We worked as closely and compassionately as possible so they [partners] could get that information back to us, many couldn’t get back into their offices.”
lanjut Torrel. Hasilnya, Flex mampu mengamankan jalur pasokan, produksi, dan bisnisnya secara keseluruhan dengan baik di tengah guncangan COVID-19.
Pengalaman Flex yang siap dan sigap menghadapi kemungkinan terburuk yang dibawa oleh COVID-19 sejak awal menjadi bentuk ketahanan terbaik dari sistem dan struktur rantai pasokannya. Hal ini menegaskan bahwa ketahanan rantai pasokan tidaklah tumbuh ketika gangguan telah terjadi, namun ia ditanam, dipupuk, dan dirawat dengan keunggulan sistem, kompetensi pemegang keputusan, dan kesigapan mitra bisnis untuk terus berbagi informasi yang dibutuhkan setiap waktu.
Baca artikel lengkapnya sekarang! [EPSNews]